Categories
Tulisan Mahasiswa

Menanggapi Kegiatan ProKlim 2020 Serta Dampak Turunannya di Tahun 2022

Program Kampung Iklim (Proklim) sebagai wujud dan tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh (DLHK3) Provinsi Aceh sebagai akuntabilitas publik dalam pembinaan kelompok masyarakat yang bertujuan untuk upaya penyelenggaraan pemerintahan yang baik terhadap lingkungan hidup (good environmental governance). Proklim sendiri merupakan program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). Dalam perkembangannya, Proklim telah menjadi Program yang mendapat dukungan dari beberapa daerah di provinsi Aceh guna mengatasi dampak perubahan iklim.  

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI SK.401/MENLHK/PPI.0/10/2020 tentang Penerima Penghargaan ProKlim Tahun 2020 beberapa Kampung Iklim di Aceh yang merupakan usulan ProKlim tahun 2020 meraih kategori ProKlim Utama. Gampong Padang, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya berhasil meraih Penghargaan Trophy, Sertifikat dan Insentif ProKlim Utama Tahun 2020. Disamping itu juga terdapat beberapa Gampong Iklim lainnya yang juga meraih penghargaan Sertifikat ProKlim Utama Tahun 2020 diantaranya Gampong Lawe Melang Kab. Aceh Selatan, Gampong Lawe Cimanok, Kab. Aceh Selatan, Gampong Koto, Kab. Aceh Selatan, Gampong Tetingi, Kab. Gayo Lues, dan Gampong Lambung, Kota Banda Aceh.

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang menarik dan bermanfaat besar bagi masyarakat terkait mitigasi perubahan iklim. Namun saat ini kegiatan proklim sudah sangat jarang didengar, pemberitaan terakhir terkait kegiatan ini ialah pada bulan April 2021 yang mana merupakan publish laporan hasil dari kegiatan Proklim di tahun 2020. Jika ditinjau dari program yang telah terlaksana banyak sekali kegiatan administratif, persiapan dan sosialisasi yang telah terlaksana namun belum muncul upaya fisik yang telah dilakukan guna masyarakat bisa mencicipi hasil dari program tersebut. Hal ini sangat disayangkan mengingat pada tahun 2022 ini rata rata suhu tertinggi perkotaan di Provinsi aceh berkisar 32°-34° dilansir dari bmkg.go.id.

Dampak dari perubahan iklim ini sangat serius, menurut IPCC sebuah lembaga mediasi besutan dari WMO (World Meteorological Organization) dalam jangka waktu 2022- 2026 temperatur rata- rata permukaan bumi akan mengalami peningkatan suhu sebanyak 1°-1,5° dan kemungkinan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu perubahan dari hal paling mendasar perlu dilakukan oleh setiap lapisan golongan masyarakat guna memperlambat peningkatan suhu yang kemungkinan akan menyebabkan berbagai bencana di kemudian hari. Kegiatan Proklim merupakan kegiatan unggulan yang mendasar dengan menitik beratkan fokus pada masyarakat gampong. Kegiatan ini sangat menarik dan dibutuhkan oleh komunitas, namun pada kenyataannya, kegiatan ini hanyalah sebatas kegiatan penunjang yang perlahan mengering di tengah panasnya bumi akibat pembakaran yang dilakukan manusia sendiri. Perlu adanya usaha maksimal dari stakeholder terkait seperti Kementrian Lingkungan Hidup dan DLHK3 Aceh untuk terus menyerukan kegiatan Proklim, melanjutkan kegiatan yang sudah ada, serta dapat terus monitoring kegiatan Proklim. Ibarat manusia jika ingin berpindah tempat tidaklah cukup dengan berjalan selangkah namun perlu beberapa langkah yang jauh. Oleh karena itu kegiatan proklim harus terus dilanjutkan karena sebuah perubahan bukanlah didapat hanya dengan sekali melangkah melainkan dengan ratusan hingga ribuan langkah

Al Fadhil

Al Fadhil – Mahasiswa Prodi Teknik Komputer, USK

Disclaimer: Pendapat dalam tulisan ini adalah milik penulis pribadi dan tidak mesti mewakili pendapat atau pandangan padébooks.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: